Pesona
Pantai Parangtritis
Bila liburan datang,
memang paling asyik menandai pagi dengan melihat sunrise di tepi pantai. Hal itu juga bisa dilakukan dengan
mengahabiskan sisa hari menjelang sore menunggu sunset. Keindahan matahari meninggalkan terang memunculkan gelap
sangat indah dan menawan.
Demikian pula yang
ditawarkan pantai parangtritis yang terletak di desa Tritis, Yogyakarta itu.
Walaupun di Propinsi DIY banyak sekali pantai, tapi kemolekan pantai
Parangtritis tidak kalah dibandingkan dengan pantai- pantai yang ada di wilayah
Gunung Kidul.
Hari itu tanggal 21 Mei
2015, pukul 4 pagi banyak sudah wisatawan nusantara berkumpul di pinggir
pantai. Semua menunggu datangnya matahari pagi. Suara gemuruh riak ombak pantai
terdengar menderu bercampur dengan kegembiaraan pengunjungnya.
Semburat warna merah di
ufuk langit muncul perlahan menambah keindahan pantai. Tak dihirau kan hawa
dingin dan angin sepoi-sepoi menusuk tulang. Lambat laun terang menghiasi langit
meninggalkan gelap.
Banyak hal dilakukan di
tepi pantai. Berkendara berdua di motor roda tiga yang telah disewa. Menunggang
kuda poni menyusuri bibir pantai. Duduk-duduk menikmati jagung bakar, bakso,
ataupun jajanan ringan yang ditawarkan sambil melihat sekeliling. Bergembira,
berfoto, bermain air, atau berenang pun dilakukan sambil menunggu panas
matahari yang menghangatkan tubuh. Tersedia pula kolam renang kecil buatan
penduduk di sana yang bisa dinikmati anak-anak kecil dengan hanya lima ribu
rupiah saja.
Dengan perbaikan sana
sini, kini pantai Parangtritis telah berbenah. Tak tampak kotor akan sampah di
pelataran pantai. Rumah penduduk pun di bangun dan dicat warna-warni. Berjajar
penjual oleh-oleh khas Yogyakarta menawarkan barang dagangannya. Hotel atau
penginapan banyak ditemui di perkampungan. Jalan mulus pun memperlancar
perlajalan.
Kami juga menikmati
keindahan pantai dari lantai dua hotel “ARIS” tempat kita menginap. Di kejauhan
tampak ombak pantai bergulung-gulung berkejaran memecah pantai. Keindahan
pantai kami nikmati di teras atas sambil duduk, bersendau gurau, berfoto, dan
berdiskusi tentang tujuan kami selanjutnya.
Pukul sembilan tepat
kami meninggalkan pantai Parangtritis. Dua bis yang kami bawa berjalan perlahan
keluar menjauh dari desa Tritis menuju ke pusat kota Jogjakarta. Harapan pun terucap semoga lain waktu kami
dapat mengunjungi pantai yang sudah lama terkenal akan keindahannya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar