Perkuat imanmu……..,
nak!
By : Kesi Damayanti
Pekerjaan: Guru SMAN 1 Menganti
Gresik
Telp :083849701226
Kenakalan merusak
moral.
Dunia memang sudah berbeda. Pemikiran anak-anak
sekarang sudah jauh lebih modern. Perkembangan infomasi dan teknologi yang
serba cepat dan canggih adalah salah satu penyebabnya.
Derasnya informasi terkadang menyulitkan
orang tua dalam membentengi anaknya. Informasi tersebut terkadang memberikan
dampak buruk pada mereka. Itulah hal terpenting yang menjadi pokok permasalahan
pada setiap orang tua.
Di media cetak dan eletronik sering
diberitakan macam-macam kenakalan remaja yang sering disorot. Misalnya
penyalahgunaan narkoba, akses video porno, seks bebas, aborsi, prostitusi, dan
lain-lain. Naudzubillah min dzalik. Bagaimana
masa depan pemuda kita nanti?
BNN menyatakan lebih dari 50 persen
pengguna narkoba adalah kalangan pelajar
dan mahasiswa. Narkoba merusak masa depan mereka. Tidak hanya fisik tapi juga
mental mereka. Narkoba adalah awal dari kehancuran.
Pakar psikologi, Zoy Amirin mengatakan
lebih dari 50 persen remaja di kota besar ‘belajar’ seks melalui video porno.
Fakta memperlihatkan sebagian besar pelaku pembuatan video porno adalah pelajar.
Dari video porno yang sering dilihatnya, tidak
menutup kemungkinan mereka juga pernah melakukan seks bebas, walaupun budaya
timur mengharamkan hal itu. Pengaruh budaya asing yang masuk ke negara kita
juga makin memperparah.
Gaya hidup seks bebas mengakibatkan
kehamilan di luar nikah. Dikarenakan takut akan sanksi sosial dari lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar, banyak dari mereka kemudian
memutuskan untuk melakukan aborsi. Hasil survey BKKBN menyatakan tahun 2000 ada
700 – 800 ribu remaja melakukan aborsi.
Akibat lapangan pekerjaan yang sulit dan
atau karena mereka telah terperangkap dalam seks bebas, diketahui mereka juga
melakukan prostitusi. Sebuah penelitian mengungkapkan jumlah prostitusi di
Indonesia tiap tahun semakin meningkat.
Faktor-faktor penyebab kenakalan
remaja.
Kenakalan
remaja tidak muncul begitu saja. Tentu ada pemicunya. Faktor yang berpengaruh
ada di sekitar remaja itu, yaitu : keluarga, sekolah dan lingkungan sekitar.
Ketiganya berkaitan erat dalam pembentukan mental remaja.
Keluarga yang tidak utuh dan harmonis
membuat remaja mengalami gangguan kepribadian. Mereka akan menjadi antisosial,
bahkan mereka mengalami penyimpangan perilaku. Keluarga yang harmonis dan sehat
akan menjadikan contoh hidup dan kunci bagi pemahaman mereka, karena mereka
merasa aman dan nyaman di rumah. Terlebih keluarga memberi contoh-contoh
terbaik sesuai dengan yang diajarkan dalam setiap agama. Dengan kekuatan
keimanan, anak-anak mereka akan terbentengi dari hal negatif.
Sekolah adalah tempat menimba ilmu.
Muatan kurikulum dengan menempatkan pendidikan agama dan budi pekerti bisa
dijadikan sebagai benteng. Terlebih dalam kurikulum 2013, formasi mata
pelajaran agama dan budi pekerti telah bertambah. Pemerintah menginginkan mata
pelajaran tersebut dapat dijadikan tambahan materi pengetahuan untuk menjauhkan
mereka dari perbuatan menyimpang dan terus berada di jalan yang benar.
Dari kedua faktor di atas, lingkungan
sekitar menjadi pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan mental anak. Dengan
pertemanan yang sehat dan lingkungan yang kondusif, mereka tidak akan
terjerumus ke dunia hitam. Seorang anak bergaul dengan anak-anak pemikir dan
penuh dengan kegiatan positif di sekolah (ekstrakurikuler), mereka akan
terselamatkan. Sebaliknya mereka bergaul dan berteman dengan anak-anak yang
suka memalak temannya atau berbuat kriminal di luar sekolah, merekapun dapat
terpengaruh. Dukungan keimanan yang didapat dari rumah, sekolah, pertemanan
yang sehat, dan memahami akan budi pekerti serta sopan santun akan
menyelamatkan mereka dari perbuatan dosa.
Cara mengatasi
kenakalan remaja
Sebagai orang tua tentu kita tidak ingin
hal-hal negatif tersebut di atas menimpa anak-anak kita. Orang tua akan
memproteksi mereka. Nasehat demi nasehat akan terdengar secara kontinyu.
Terkadang ditambahi bumbu kemarahan dan sedikit sanksi untuk mereka.
Sebenarnya orang tua akan merasa sedih
bahkan menangis dalam hati bila anaknya tidak dapat berbuka hati, saling
berbagi cerita dengan orang tua. Menganggap orang tua sebagai teman dan tempat
curhat, memahami tentang apa yang diinginkan anaknya. Perlu pendekatan yang
sabar dan terus menerus serta mendukung anak melakukan hal-hal positif di
rumah, sekolah ataupun di lingkungan sekitar.
Disamping itu orang tua juga perlu mengarahkan
mereka agar melakukan kegiatan positif atupun menambah ilmu dengan keterampilan.
Kesemuanya itu penting untuk masa depan mereka. Berbagai macam keterampilan
sekarang ini dapat diperoleh dan dipelajari melalui internet. Hanya keinginan
dan niat yang diperlukan untuk memulainya. Namun dari kesemuanya itu,
memperkuat keimanan adalah kunci utama untuk kesuksesan kehidupan di dunia dan
di akhirat serta terhindarkan dari perbuatan dosa. (kd)
Read more ...