Libur Lebaran Solo Jogja
Setelah di pagi hari merayakan Hari Raya Idhul
Fitri di Surabaya, keluargaku berencana mengisi hari-hari liburan panjang
dengan berekreasi ke Kota Gudeg, tepatnya Kota Jogjakarta. Aku dengan
keluargaku sendiri yang terdiri dari mamaku, papaku, dan adikku, serta ditambah
tanteku, om-ku, dan isteri om-ku, berangkat pada hari Kamis tanggal 8 Agustus
2013 menggunakan mobil dari Surabaya pada jam 23.30 WIB.
Kami menempuh perjalanan yang sangat
lama walupun jalanan pada malam hari itu sangat sepi. Kira-kira kami menempuh
perjalanan sampai 6-7 jam perjalanan. Saat di tengah perjalanan, kami berencana
untuk mampir ke Solo dan tinggal sejenak ke rumah saudara yang ada di Solo
untuk beristirahat dan menginap. Tetapi sebelum sampai ke rumah saudara, kami
mampir di alun-alun kota Solo. Kami terlebih dahulu makan untuk mengisi perut
kami yang lapar. Di dalam alun-alun kota Solo tersebut hanyalah lapangan rumput
dengan di tengah nya ada sepasang pohon Beringin yang besar. Di depan
alun-alun, ada sebuah bangunan. Bangunan tersebut adalah Keraton Solo.
Sedangkan ada sebuah masjid dan pasar yang terkenal di Solo, yaitu Pasar Klewer
dan Masjid Agung Solo.
Lalu kami mengikuti para Abdi Dalem untuk pergi
dan melanjutkan acaranya ke Keraton Solo. Sesampai di teras keraton, gunungan
itu diturunkan, dan dengan aba-aba juga, warga menggrebek tumpeng kedua.
Setelah mereka puas mengambil isi tumpeng yang kedua, mereka berfoto dengan
Abdi Dalem keraton Solo. Setelah kami juga puas berfoto, kami jalan-jalan
memutari Keraton Solo dengan menggunakan dokar, lalu dilanjutkan sholat jumat.
Saat papaku dan adikku sholat, aku, tanteku, mamaku, dan isteri om-ku
berjalan-jalan di Pasar Klewer.
Di Pasar Klewer, banyak menjual baju-baju batik
khas Solo dan kaos dari Solo. Kami berbelanja sampai sholat jumat telah
selesai. Setelah puas jalan-jalan dan berbelanja, kami kembali ke parkiran
mobil yang berada di dekat pasar. Kami membeli minuman dahulu. Lalu kami pergi
menuju rumah saudara kami.
Setelah sampai dirumah saudara pada pukul 13.30
WIB, kami beristirahat setelah menempuh perjalanan yang sangat panjang tanpa
henti. Kami beristirahat sampai maghrib. Lalu kami di ajak berjalan-jalan
bersama dengan saudara untuk melihat kota Solo pada malam hari. Kami berangkat
pada jam setengah 8 malam menggunakan mobil.
Kami memasuki kawasan parkiran Candi Prambanan.
Pada saat itu kami berwisata pada jam 7 pagi, jadi di Candi Prambanan masih
sepi, hanya beberapa pengunjung saja yang ada di Candi Prambanan. Setelah kami
memarkirkan mobil, kami membeli tiket untuk masuk ke area Candi Prambanan.
Setelah masuk, kami harus berjalan dulu melewati taman yang dibuat untuk
memperindah area candi dan sebelum memasuki candi, para pengunjung yang datang
di Candi Prambanan, harus memakai kain batik khas Candi Prambanan di jadikan
seperti rok yang diikat dipinggang. Aturan ini berlaku untuk semua pengujung,
baik wanita, atau laki-laki. Aturan ini dibuat dari tahun yang lalu untuk
melestarikan batik Indonesia. Setelah kami mendekati area Candi Prambanan, kami
berfoto dulu di depan candi. Lalu setelah berfoto, kami berjalan
memasuki candi. Kami berfoto di Candi Prambanan. Setelah berfoto, kami
mengobrol sejenak dengan salah satu guide
yang ada di candi. Kata guide itu,
arca Roro Jongrang yang ada di dalam Candi Prambanan dipindahkan ke candi lain.
Setelah mengobrol, kami kembali lagi untuk melanjutkan perjalanan ke Jogja.
Tetapi, sebelumnya kami menaiki kereta mini untuk berjalan-jalan memutari
daerah Candi Prambanan.
Di Candi Prambanan, ternyata masih ada 3 candi
lagi, yaitu Candi sewu, Candi Bubrah, dan Candi Lumbung. Setelah berjalan-jalan
mengelilingi area Candi Prambanan, kami berbelanja oleh-oleh di pasar yang ada
di luar Candi Prambanan. Lalu kami kembali ke mobil dan melanjutkan
perjalananan.
Kami melanjutkan perjalanan kami untuk berwisata
ke Pantai Baron. Pantai Baron terletak di Kabupaten Kidul. Untuk sampai di
Pantai Baron, kami harus menaiki Gunung Kidul lalu menuruninya. Di Gunung Kidul
ada banyak pantai disana. Tak hanya Pantai Baron, di Gunung Kidul ada Pantai
Siung, Pantai Indrayanti, Pantai Krakal, Pantai Sundak, dll. Pantai-panta yang
ada di gunung Kidul ini tak kalah cantiknya dengan Pantai Prangtritis yang
terkenal itu. Kami harus melewati perjalanan yang sangat jauh dan dengan jalan
yang berkelok-kelok, menanjak, menurun, dan bergelombang. Didalam perjalanan
itu sangat banyak mobil dan sepeda motor yang akan ke Pantai Baron hingga
membuat jalanan yang tak terlalu lebar itu menjadi macet.
Akhirnya dengan perjalanan kurang lebih 3-4 jam
perjalanan, kami berada di Pantai Baron. Di pesisir pantai, banyak penjual yang
menjual souvenir dari laut, hasil
olahan dari laut, seperti udang, kepiting, ikan, dll, dan banyak warung yang
menyediakan makanan untuk wisatawan yang datang. Di pantai, terlalu banyak
pengunjung yang datang di Pantai Baron. Aku, mamaku, adikku, tanteku, dan istri
om-ku pergi ke pantai, sedangkan yang lain memperbaiki dan mengecek mobil untuk
pulang nanti. Di pantai, aku, tanteku, dan istri om-ku tidak bermain di pantai,
hanya melihat keindahan pantai yang indah dengan gelombang-gelombang laut yang
agak besar. Sedangkan adikku bermain di tepi pantai, hanya sekedar bermain air,
sedangkan mamaku, ikut menemani adikku. Setelah bermain, kami berkumpul
disebuah warung untuk makan. Lalu kami melanjutkan wisata kami ke Jogjakarta.
Kami juga harus menuruni Gunung Kidul dengan jalan yang berkelok-kelok dan
membingungkan, menuruni dan menanjaki jalan. Kami juga harus menempuh
perjalanan kurang lebih 3-4 jam perjalanan.
Setelah tiba di Kota Jogjakarta, kami langsung
mencari penginapan untuk istirahat, tetapi hampir disemua hotel sudah tidak ada
kamar yang kosong, sehingga kami belum bisa istirahat. Lalu kami menuju Jalan
Malioboro. Tempat berwisata belanja yang ada di tengah Kota Jogjakarta. Di
Malioboro, selain berbelanja oleh-oleh, kami juga mencari hotel yang bisa kita
tempati dan mencari makan. Setelah berputar-putar di malioboro, kami belum juga
menemukan penginapan untuk kami, lalu ada penginapan yang masih ada 2 kamar
yang kosong, lalu kami menuju penginapan tersebut yang bernama Pondok
Cokroaminoto Guest House yang berada
di Jalan Cokroaminto no. 209. Kami sampai disana jam 9 malam. Lalu kami
langsung beristirahat.
Keesokan harinya, setelah kami bangun lalu membersihkan
diri, kami melanjutkan perjalanan ke Candi Borobudur yang berada di Magelang.
Kami berangkat dari penginapan sekitar jam 7 pagi, lalu sarapan, lalu menuju ke
Candi Borobudur. Sampai di Borobudur sekitar jam 9 pagi. Setelah memarkirkan
mobil dan membeli tiket, kami memasuki area taman Candi Borobudur.
Di Candi
Borobudur, banyak sekali wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal yang
mengunjungi Candi Borobudur. Banyak sekali yang mengunjungi candi itu, hingga disana
sangat ramai sekali sampai seperti lautan manusia. Sebelum kami melihat Candi
Borobudur yang ada di Bukit Menoreh, kami melihat sejarah terbentuknya Candi
Borobudur serta aristekturnya di ruang audio visual. Lalu kami menaiki kereta
mini yang membawa kami ke pintu timur Candi Borobudur. Kami tidak berjalan
kaki, karena taman di candi ini lebih luas, dan sangatlah luas melebihi Candi
Prambanan. Setelah kami berada di gerbang timur Candi Borobudur, kami berfoto
terlebih dahulu. Lalu sebelum kami memasuki area candi, kami juga diharuskan
memakai batik khas Candi Borobudur, tetapi karena jumlah kain batiknya tak
terlalu banyak dibanding pengunjung, jadi hanya beberapa wisatawan yang memakai
batik itu.
Lalu aku,
adikku, mamaku, dan istri om-ku, menaiki Candi Borobudur yang berada di atas
bukit dan tinggi. Pertama, kita menaiki tangga yang akan membawa kami menuju ke
pelataran candi. Lalu menaiki tangga untuk mencapai dasar candi atau tingkat
dasar candi yang disebut Kamadhatu. Lalu kami menaiki lantai candi yang
pertama, ditingkat Rupadhatu. Tingkat Rupadahtu terdiri dari lantai 1-4 candi.
Kami melihat relief-relief yang ada dilorong-lorong tingkat Rupadhatu sambil
menunggu tangga yang membawa kami ke tingkat selanjutnya agak sepi. Karena tangganya
yang kecil, dan wisatawan yang sangat banyak, menyebabkan tangga-tangga itu
menjadi penuh sesak. Apalagi dengan cuaca yang panas, membuat hawa yang di
tangga menjadi panas. Lalu kami menaiki tangga menuju tingkat selanjutnya. Kami
menaikinya secara perlahan-lahan, karena banyaknya orang yang akan naik ke
candi dan tangga candi yang tinggi. Akhirnya dengan waktu yang agak lama, kami
sampai ditingkat Arupadhatu. Tingkat ini terdiri dari tingkat 5-7 candi. Lalu kami berfoto-foto disana. Ada banyak stupa
di tingkat ini dengan lubang-lubang disekitarnya. Didalam stupa-stupa kecil
itu, terdapat sebuah arca Budha Gautama. Dan ada lagi stupa utama yang
berukuran sangat besar yang katanya tidak ada isinya.
Setelah kami diatas, melihat-lihat pemandangan
bukit dan pemandangan taman-taman yang ada dibawah candi, kami menuruni candi
untuk segera melanjutkan perjalanan. Tetapi saat turun, tangga untuk turun
sangatlah padat karena banyaknya turis yang akan turun, sampai tidak bisa
turun. Lalu kami mengambil jalan singkat, dengan melompati satu demi satu
lantau Arupadhatu yang tidak ada lorongnya itu, hanya saja dinding antar
lantainya tinggi. Kebetulan disitu ada om-ku. Lalu om-ku membantu kami menuruni
lantai. Sampai di dasar lantai tingkat Arupdhatu, tepi lantainya tertutupi
dinding relief di bawahnya, jadi tidak bisa lagi melompat. Kami menunggu
orang-orang untuk bisa menuruni tangga. Dan akhirnya bisa jalan. Sampai
dibawah, kami berfoto lagi. Lalu kami menyusul tanteku yang tadi tidak ikut
menaiki candi. Lalu setelah bertemu, tanteku berkata bahwa tadi ada anak kecil
jatuh menggelinding di tangga saat akan turun dari candi karena didorong oleh
wisatawan yang tidak sabar untuk turun.
Lalu kami
keluar dari area candi. Kami berjalan kearah pasar souvenir yang terletak
ditaman candi. Lalu kami makan di pinggir pasar itu di area tamannya. Setelah
makan, kami kembali ke mobil, lalu kami melanjutkan pergi ke Desa Doplang, desa
yang dekatdengan Blora.
Kami meninggalkan Candi Borobudur pada jam 12.30
siang. Kami menempuh jalan ke Desa Doplang melalui Kota Semarang, tetapi entah
mengapa om-ku tidak jadi lewat Semarang. Akhirnya kami memutuskan untuk ke
Doplang lewat kota Solo. Di Jogja, kami sholat maghrib dulu, karena perjalanan
dari borobudur ke Jogja angat lama karena jalanan yang kami lewati sangat
macet. Lalu kami mencari makan malam di pinggir jalan. Kami makan setelah
sholat Isya’. Karena sudah malam, kami bingung apakah kami harus melanjutkan
perjalanan ke Doplang atau harus kembali ke rumah saudara di Solo. Karena jalan
ke Desa Doplang harus melewati hutan jati, dan jalannya pun tidak mulus,
jalannya tak rata, dan berlubang-lubang. Jadi kami agak takut bila harus menuju
Doplang saat malam hari.
Kami makan di warung pinggir jalan. Kami
mendiskusikan apakah kami harus lanjut ke Doplang saat malam, atau harus
istirahat terlebih dahulu di Solo. Akhirnya kami memutuskan untuk istirahat di
Solo. Setelah makan, kami membeli oleh-oleh dulu di Jogja, lalu kembali
melanjutkan perjalanan ke Solo.Kami sampai di rumah saudara pada jam setengah
11 malam. Lalu kami langsung tidur karena kami sangat lelah menempuh perjalanan
yang sangat jauh dan lama.
Keesokan harinya, kami meninggalkan rumah saudara
kami pada jam 6 pagi. Kami menempuh perjalanan yang sangat jauh dan lama.
Kira-kira hampir 4-5 jam perjalanan. Jalannya pun tidak rata. Kami sampai di alun-alun
Cepu pada jam 9 pagi. Kami sarapan di sana. Setelah sarapan, kami melanjutkan
ke Desa Doplang. Pada jam 10 pagi, kami sampai di rumah saudara kami di
Doplang, yaitu budhe dari mamaku. Tetapi sebelumnya, kami melewati rumah
kakeknya mamaku, atau kakek buyutku yang sudah meninggal. Lalu kami ke rumah
saudara kami yang pertama. Kami kesana untuk silahturahmi karena lebaran dan
menjenguk budhenya mamaku yang sedang sakit. Kami mengobrol cukup lama sampai 2
jam. Kami di suguhkan makanan untuk kami makan siang. Setelah kami makan dan
sholat Dhuhur, kami menuju rumah saudara yang kedua. Rumahnya terletak tak jauh
dari rumah budhe mamaku. Kami ke rumah tante dari mamaku yang sedang sakit. Aku
tidur disana hampir 2 jam karena kelelahan. Setelah selesai menjenguk, kami
pulang menuju Surabaya. Kami pulang dari rumah saudaraku jam 2 siang.
Sebelum kembali ke Surabaya, kami menuju rumah
saudara kami yang terakhir. Rumahnya agak jauh dari Desa Doplang. lalu kami
hanya sebentar disana, karena takut pulang ke Surabaya terlalu malam. Akhirnya
kami pulang dari rumah saudara kami yang terakhir jam setengah 4 sore. Aku yang
berada di dalam mobil tidur sampai berada di kota Babat. Lalu kami makan di
rumah makan Mirah. Lalu kami langsung ke Surabaya untuk pulang. Untuk singkatnya,
papaku pulang melalui jalan tol. Kami sampai di Surabaya pada jam setengah 11
malam.
Bisa dijadikan acuan destinasi wisata liburan yang akan datang
BalasHapus