Model-model unas
Ujian Nasional (Unas) tinggal beberapa
minggu akan dilaksanakan oleh siswa-siswa SMA/SMK. Tepatnya tanggal 13-15 April
2015. Adakah perbedaan yang penting unas sekarang dengan tahun sebelumnya,
setelah Prosedur Operasional Standar (POS) unas diluncurkan dan
disosialisasikan keseluruh sekolah ?
Setelah mengetahui hasil dari POS unas
tersebut, pastilah membuat siswa-siswa merasa senang (bila mereka membacanya).
Hasil unas tahun ini bukan lagi sebagai penentu kelulusan. Siswa dinyatakan
lulus apabila mereka mempunyai rata-rata nilai minimal 5,5 yang didapat dari gabungan dari 70% nilai rata-rata ujian
praktik ditambah ujian sekolah dan 30% nilai ujian nasional. Jadi mengetahui
hal itu maka sebenarnya siswa SMA dan sederajat sebenarnya sudah bisa dianggap
lulus karena mereka sudah mengantongi 70% nilai tersebut sebelum mereka
melakukan ujian nasional.
Lalu untuk apa pemerintah tetap mengadakan
unas? Sebenarnya hasil unas tetap penting bagi siswa dan bagi perguruan tinggi.
Keberhasilan mereka di unas dengan mendapat nilai terbaik, akan dijadikan
pertimbangan bagi perguruan tinggi negeri untuk menyeleksi siswa dalam Seleksi
penerimaan mahasiswa baru melalui jalur undangan (SBMPTN).
Model baru unas juga direncanakan akan
dilaksanakan dengan tanpa kertas (paperless).
Model ini mengharuskan siswa mengerjakan dua jam soal unas setiap mata
pelajaran hanya dengan mengklik jawaban yang dirasa benar di komputer. Setiap
sesi ada 40 siswa mengerajakan soal unas dengan paket yang berbeda-beda. Setiap
hari dapat dilaksanakan dalam 5-6 sesi. Berarti sehari dapat melayani kurang lebih
240 siswa per satu mata pelajaran.
Banyak untung atau ruginya kah
melaksanakan unas CBT ini? Keuntungan yang didapat siswa sudah jelas. Mereka
dapat mempersiapkan unas secara maksimal. Mereka hanya mengerjakan satu mapel
setiap harinya. penghematan dana dari penggunaan kertas dan biaya kepengawasan
merupakan keuntungan lain dari sistem CBT.
Sedang kerugiannya adalah sistem CBT ini
menghabiskan dana yang banyak. Dana tersebut digunakan untuk membiayai sistem
komputerisasi dan perangkatnya serta pengeluaran biaya listrik yang dipastikan
juga menghabiskan biaya yang tinggi. Selain itu juga sistem ini membutuhkan
waktu yang lama. Bila dalam satu sekolah terdapat 240 siswa maka setiap hari
pengawas ujian harus mengawasi unas selama ± 12 jam. Jadi penyelenggaraan unas
CBT membutuhkan waktu keseluruhan ±72 jam.
Unas model lama
Unas
CBT
Mengamati kelebihan dan kekurangan
penyelenggaraan unas CBT, maka saya harapkan program pemerintah ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk pelaksanaan unas terbaik di tahun mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar