Breaking News

Selasa, 21 April 2015

Netizen : Liburan Solo-Yogyakarta

Libur Lebaran Solo Jogja


Setelah di pagi hari merayakan Hari Raya Idhul Fitri di Surabaya, keluargaku berencana mengisi hari-hari liburan panjang dengan berekreasi ke Kota Gudeg, tepatnya Kota Jogjakarta. Aku dengan keluargaku sendiri yang terdiri dari mamaku, papaku, dan adikku, serta ditambah tanteku, om-ku, dan isteri om-ku, berangkat pada hari Kamis tanggal 8 Agustus 2013 menggunakan mobil dari Surabaya pada jam 23.30 WIB.

Kami menempuh perjalanan yang sangat lama walupun jalanan pada malam hari itu sangat sepi. Kira-kira kami menempuh perjalanan sampai 6-7 jam perjalanan. Saat di tengah perjalanan, kami berencana untuk mampir ke Solo dan tinggal sejenak ke rumah saudara yang ada di Solo untuk beristirahat dan menginap. Tetapi sebelum sampai ke rumah saudara, kami mampir di alun-alun kota Solo. Kami terlebih dahulu makan untuk mengisi perut kami yang lapar. Di dalam alun-alun kota Solo tersebut hanyalah lapangan rumput dengan di tengah nya ada sepasang pohon Beringin yang besar. Di depan alun-alun, ada sebuah bangunan. Bangunan tersebut adalah Keraton Solo. Sedangkan ada sebuah masjid dan pasar yang terkenal di Solo, yaitu Pasar Klewer dan Masjid Agung Solo.

Saat kami sedang makan dan beristirahat di alun-alun, secara tak sengaja kami datang ke Solo pada waktu yang tepat. Di Solo, setiap tahunnya setelah Hari Raya Lebaran, hari kedua pada Bulan Syawal, mengadakan acara atau lebih disebut ritual yang disebut Grebek Syawal. Grebek Syawal adalah acara dimana orang-orang yang menjadi pengurus Keraton Solo dan Abdi Dalem mengarak makanan yang bentuknya seperti gunungan berjumlah dua buah yang berukuran sangat besar. Yang menjadi bahan gunungan yaitu sayur-sayuran, buah-buahan, dan rengginang. Gunungan-gunungan itu dibawa dari Keraton Solo dengan ditandu pengurus keraton, dan dengan diiringi suara drum dan Abdi Dalem yang berjumlah banyak. Mereka memasuki alun-alun Solo, lalu berbelok ke arah Masjid Agung. Saat itu acara Grebek Syawal dilakukan pada hari Jumat. Jadi acara ini berlangsung pada jam sebelum dimulai sholat Jumat pada jam 10 pagi. Lalu tandu yang berisi gunungan itu di turunkan di teras masjid. Dengan aba-aba, para warga yang berkumpul bersiap untuk menggrebek gunungan itu. Mengambil isi dari gunungan itu. Di masjid, hanya satu gunungan saja yang di grebek, yang lainnya di bawa ke Keraton Solo.


                                                         
Lalu kami mengikuti para Abdi Dalem untuk pergi dan melanjutkan acaranya ke Keraton Solo. Sesampai di teras keraton, gunungan itu diturunkan, dan dengan aba-aba juga, warga menggrebek tumpeng kedua. Setelah mereka puas mengambil isi tumpeng yang kedua, mereka berfoto dengan Abdi Dalem keraton Solo. Setelah kami juga puas berfoto, kami jalan-jalan memutari Keraton Solo dengan menggunakan dokar, lalu dilanjutkan sholat jumat. Saat papaku dan adikku sholat, aku, tanteku, mamaku, dan isteri om-ku berjalan-jalan di Pasar Klewer.
Di Pasar Klewer, banyak menjual baju-baju batik khas Solo dan kaos dari Solo. Kami berbelanja sampai sholat jumat telah selesai. Setelah puas jalan-jalan dan berbelanja, kami kembali ke parkiran mobil yang berada di dekat pasar. Kami membeli minuman dahulu. Lalu kami pergi menuju rumah saudara kami.

Setelah sampai dirumah saudara pada pukul 13.30 WIB, kami beristirahat setelah menempuh perjalanan yang sangat panjang tanpa henti. Kami beristirahat sampai maghrib. Lalu kami di ajak berjalan-jalan bersama dengan saudara untuk melihat kota Solo pada malam hari. Kami berangkat pada jam setengah 8 malam menggunakan mobil.

Kami berangkat dari rumah saudara ke Galabo. Galabo atau kependekan dari Gladag Langen Bogan adalah tempat dimana kita bisa berwisata kuliner di Solo pada malam hari yang berlokasi di sebelah timur bundaran Gladag. Pada siang hari, tempat ini dijadikan jalan raya, tetapi saat malam hari, jalanan ini ditutup untuk dijadikan tempat wisata kuliner pada malam hari. Karena di Galabo, banyak penjual atau stand-stand makanan berjejeran disana. Di tengah-tengah Galabo juga ada beberapa penjual yang menjual baju-baju khas Solo. Di Galabo,kita bisa makan dengan lesehan di jalan atau duduk di kursi dengan meja. Disana kami makan sate campur. Setelah kami puas makan dan berjalan-jalan mengelilingi kota Solo, kami kembali lagi ke rumah saudara untuk tidur. Setelah sampai dirumah, kami langsung tidur untuk melanjutkan perjalanan liburan kami.
    Pada pagi harinya, kami bangun pada jam 04.30. Kami langsung bersiap untuk melanjutkan perjalanan ke Jogjakarta. Setelah siap, kami langsung berpamitan kepada saudara kami untuk melanjutkan perjalanan ke Jogjakarta. Kami berangkat pada jam setengah 6 pagi. Di tengah perjalanan, kami mampir di warung makan dipinggir jalan untuk makan Nasi Liwet khas Solo. Setelah makan, kami melanjutkan perjalanan ke jogja. Di tengah-tengah perjalanan, kami berwisata ke Candi Prambanan yang lokasinya berada di tengah perjalanan dari Kota Solo ke kota Jogjakarta.
Kami memasuki kawasan parkiran Candi Prambanan. Pada saat itu kami berwisata pada jam 7 pagi, jadi di Candi Prambanan masih sepi, hanya beberapa pengunjung saja yang ada di Candi Prambanan. Setelah kami memarkirkan mobil, kami membeli tiket untuk masuk ke area Candi Prambanan. Setelah masuk, kami harus berjalan dulu melewati taman yang dibuat untuk memperindah area candi dan sebelum memasuki candi, para pengunjung yang datang di Candi Prambanan, harus memakai kain batik khas Candi Prambanan di jadikan seperti rok yang diikat dipinggang. Aturan ini berlaku untuk semua pengujung, baik wanita, atau laki-laki. Aturan ini dibuat dari tahun yang lalu untuk melestarikan batik Indonesia. Setelah kami mendekati area Candi Prambanan, kami berfoto dulu di depan candi. Lalu setelah berfoto, kami berjalan memasuki candi. Kami berfoto di Candi Prambanan. Setelah berfoto, kami mengobrol sejenak dengan salah satu guide yang ada di candi. Kata guide itu, arca Roro Jongrang yang ada di dalam Candi Prambanan dipindahkan ke candi lain. Setelah mengobrol, kami kembali lagi untuk melanjutkan perjalanan ke Jogja. Tetapi, sebelumnya kami menaiki kereta mini untuk berjalan-jalan memutari daerah Candi Prambanan.
Di Candi Prambanan, ternyata masih ada 3 candi lagi, yaitu Candi sewu, Candi Bubrah, dan Candi Lumbung. Setelah berjalan-jalan mengelilingi area Candi Prambanan, kami berbelanja oleh-oleh di pasar yang ada di luar Candi Prambanan. Lalu kami kembali ke mobil dan melanjutkan perjalananan.
Kami melanjutkan perjalanan kami untuk berwisata ke Pantai Baron. Pantai Baron terletak di Kabupaten Kidul. Untuk sampai di Pantai Baron, kami harus menaiki Gunung Kidul lalu menuruninya. Di Gunung Kidul ada banyak pantai disana. Tak hanya Pantai Baron, di Gunung Kidul ada Pantai Siung, Pantai Indrayanti, Pantai Krakal, Pantai Sundak, dll. Pantai-panta yang ada di gunung Kidul ini tak kalah cantiknya dengan Pantai Prangtritis yang terkenal itu. Kami harus melewati perjalanan yang sangat jauh dan dengan jalan yang berkelok-kelok, menanjak, menurun, dan bergelombang. Didalam perjalanan itu sangat banyak mobil dan sepeda motor yang akan ke Pantai Baron hingga membuat jalanan yang tak terlalu lebar itu menjadi macet.
Akhirnya dengan perjalanan kurang lebih 3-4 jam perjalanan, kami berada di Pantai Baron. Di pesisir pantai, banyak penjual yang menjual souvenir dari laut, hasil olahan dari laut, seperti udang, kepiting, ikan, dll, dan banyak warung yang menyediakan makanan untuk wisatawan yang datang. Di pantai, terlalu banyak pengunjung yang datang di Pantai Baron. Aku, mamaku, adikku, tanteku, dan istri om-ku pergi ke pantai, sedangkan yang lain memperbaiki dan mengecek mobil untuk pulang nanti. Di pantai, aku, tanteku, dan istri om-ku tidak bermain di pantai, hanya melihat keindahan pantai yang indah dengan gelombang-gelombang laut yang agak besar. Sedangkan adikku bermain di tepi pantai, hanya sekedar bermain air, sedangkan mamaku, ikut menemani adikku. Setelah bermain, kami berkumpul disebuah warung untuk makan. Lalu kami melanjutkan wisata kami ke Jogjakarta. Kami juga harus menuruni Gunung Kidul dengan jalan yang berkelok-kelok dan membingungkan, menuruni dan menanjaki jalan. Kami juga harus menempuh perjalanan kurang lebih 3-4 jam perjalanan.
Setelah tiba di Kota Jogjakarta, kami langsung mencari penginapan untuk istirahat, tetapi hampir disemua hotel sudah tidak ada kamar yang kosong, sehingga kami belum bisa istirahat. Lalu kami menuju Jalan Malioboro. Tempat berwisata belanja yang ada di tengah Kota Jogjakarta. Di Malioboro, selain berbelanja oleh-oleh, kami juga mencari hotel yang bisa kita tempati dan mencari makan. Setelah berputar-putar di malioboro, kami belum juga menemukan penginapan untuk kami, lalu ada penginapan yang masih ada 2 kamar yang kosong, lalu kami menuju penginapan tersebut yang bernama Pondok Cokroaminoto Guest House yang berada di Jalan Cokroaminto no. 209. Kami sampai disana jam 9 malam. Lalu kami langsung beristirahat.
Keesokan harinya, setelah kami bangun lalu membersihkan diri, kami melanjutkan perjalanan ke Candi Borobudur yang berada di Magelang. Kami berangkat dari penginapan sekitar jam 7 pagi, lalu sarapan, lalu menuju ke Candi Borobudur. Sampai di Borobudur sekitar jam 9 pagi. Setelah memarkirkan mobil dan membeli tiket, kami memasuki area taman Candi Borobudur.
 Di Candi Borobudur, banyak sekali wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal yang mengunjungi Candi Borobudur. Banyak sekali yang mengunjungi candi itu, hingga disana sangat ramai sekali sampai seperti lautan manusia. Sebelum kami melihat Candi Borobudur yang ada di Bukit Menoreh, kami melihat sejarah terbentuknya Candi Borobudur serta aristekturnya di ruang audio visual. Lalu kami menaiki kereta mini yang membawa kami ke pintu timur Candi Borobudur. Kami tidak berjalan kaki, karena taman di candi ini lebih luas, dan sangatlah luas melebihi Candi Prambanan. Setelah kami berada di gerbang timur Candi Borobudur, kami berfoto terlebih dahulu. Lalu sebelum kami memasuki area candi, kami juga diharuskan memakai batik khas Candi Borobudur, tetapi karena jumlah kain batiknya tak terlalu banyak dibanding pengunjung, jadi hanya beberapa wisatawan yang memakai batik itu.
 Lalu aku, adikku, mamaku, dan istri om-ku, menaiki Candi Borobudur yang berada di atas bukit dan tinggi. Pertama, kita menaiki tangga yang akan membawa kami menuju ke pelataran candi. Lalu menaiki tangga untuk mencapai dasar candi atau tingkat dasar candi yang disebut Kamadhatu. Lalu kami menaiki lantai candi yang pertama, ditingkat Rupadhatu. Tingkat Rupadahtu terdiri dari lantai 1-4 candi. Kami melihat relief-relief yang ada dilorong-lorong tingkat Rupadhatu sambil menunggu tangga yang membawa kami ke tingkat selanjutnya agak sepi. Karena tangganya yang kecil, dan wisatawan yang sangat banyak, menyebabkan tangga-tangga itu menjadi penuh sesak. Apalagi dengan cuaca yang panas, membuat hawa yang di tangga menjadi panas. Lalu kami menaiki tangga menuju tingkat selanjutnya. Kami menaikinya secara perlahan-lahan, karena banyaknya orang yang akan naik ke candi dan tangga candi yang tinggi. Akhirnya dengan waktu yang agak lama, kami sampai ditingkat Arupadhatu. Tingkat ini terdiri dari tingkat 5-7 candi.  Lalu kami berfoto-foto disana. Ada banyak stupa di tingkat ini dengan lubang-lubang disekitarnya. Didalam stupa-stupa kecil itu, terdapat sebuah arca Budha Gautama. Dan ada lagi stupa utama yang berukuran sangat besar yang katanya tidak ada isinya. 
Setelah kami diatas, melihat-lihat pemandangan bukit dan pemandangan taman-taman yang ada dibawah candi, kami menuruni candi untuk segera melanjutkan perjalanan. Tetapi saat turun, tangga untuk turun sangatlah padat karena banyaknya turis yang akan turun, sampai tidak bisa turun. Lalu kami mengambil jalan singkat, dengan melompati satu demi satu lantau Arupadhatu yang tidak ada lorongnya itu, hanya saja dinding antar lantainya tinggi. Kebetulan disitu ada om-ku. Lalu om-ku membantu kami menuruni lantai. Sampai di dasar lantai tingkat Arupdhatu, tepi lantainya tertutupi dinding relief di bawahnya, jadi tidak bisa lagi melompat. Kami menunggu orang-orang untuk bisa menuruni tangga. Dan akhirnya bisa jalan. Sampai dibawah, kami berfoto lagi. Lalu kami menyusul tanteku yang tadi tidak ikut menaiki candi. Lalu setelah bertemu, tanteku berkata bahwa tadi ada anak kecil jatuh menggelinding di tangga saat akan turun dari candi karena didorong oleh wisatawan yang tidak sabar untuk turun.
Lalu kami keluar dari area candi. Kami berjalan kearah pasar souvenir yang terletak ditaman candi. Lalu kami makan di pinggir pasar itu di area tamannya. Setelah makan, kami kembali ke mobil, lalu kami melanjutkan pergi ke Desa Doplang, desa yang dekatdengan Blora.
Kami meninggalkan Candi Borobudur pada jam 12.30 siang. Kami menempuh jalan ke Desa Doplang melalui Kota Semarang, tetapi entah mengapa om-ku tidak jadi lewat Semarang. Akhirnya kami memutuskan untuk ke Doplang lewat kota Solo. Di Jogja, kami sholat maghrib dulu, karena perjalanan dari borobudur ke Jogja angat lama karena jalanan yang kami lewati sangat macet. Lalu kami mencari makan malam di pinggir jalan. Kami makan setelah sholat Isya’. Karena sudah malam, kami bingung apakah kami harus melanjutkan perjalanan ke Doplang atau harus kembali ke rumah saudara di Solo. Karena jalan ke Desa Doplang harus melewati hutan jati, dan jalannya pun tidak mulus, jalannya tak rata, dan berlubang-lubang. Jadi kami agak takut bila harus menuju Doplang saat malam hari.
Kami makan di warung pinggir jalan. Kami mendiskusikan apakah kami harus lanjut ke Doplang saat malam, atau harus istirahat terlebih dahulu di Solo. Akhirnya kami memutuskan untuk istirahat di Solo. Setelah makan, kami membeli oleh-oleh dulu di Jogja, lalu kembali melanjutkan perjalanan ke Solo.Kami sampai di rumah saudara pada jam setengah 11 malam. Lalu kami langsung tidur karena kami sangat lelah menempuh perjalanan yang sangat jauh dan lama.
Keesokan harinya, kami meninggalkan rumah saudara kami pada jam 6 pagi. Kami menempuh perjalanan yang sangat jauh dan lama. Kira-kira hampir 4-5 jam perjalanan. Jalannya pun tidak rata. Kami sampai di alun-alun Cepu pada jam 9 pagi. Kami sarapan di sana. Setelah sarapan, kami melanjutkan ke Desa Doplang. Pada jam 10 pagi, kami sampai di rumah saudara kami di Doplang, yaitu budhe dari mamaku. Tetapi sebelumnya, kami melewati rumah kakeknya mamaku, atau kakek buyutku yang sudah meninggal. Lalu kami ke rumah saudara kami yang pertama. Kami kesana untuk silahturahmi karena lebaran dan menjenguk budhenya mamaku yang sedang sakit. Kami mengobrol cukup lama sampai 2 jam. Kami di suguhkan makanan untuk kami makan siang. Setelah kami makan dan sholat Dhuhur, kami menuju rumah saudara yang kedua. Rumahnya terletak tak jauh dari rumah budhe mamaku. Kami ke rumah tante dari mamaku yang sedang sakit. Aku tidur disana hampir 2 jam karena kelelahan. Setelah selesai menjenguk, kami pulang menuju Surabaya. Kami pulang dari rumah saudaraku jam 2 siang.
Sebelum kembali ke Surabaya, kami menuju rumah saudara kami yang terakhir. Rumahnya agak jauh dari Desa Doplang. lalu kami hanya sebentar disana, karena takut pulang ke Surabaya terlalu malam. Akhirnya kami pulang dari rumah saudara kami yang terakhir jam setengah 4 sore. Aku yang berada di dalam mobil tidur sampai berada di kota Babat. Lalu kami makan di rumah makan Mirah. Lalu kami langsung ke Surabaya untuk pulang. Untuk singkatnya, papaku pulang melalui jalan tol. Kami sampai di Surabaya pada jam setengah 11 malam.





1 komentar:

Designed Template By Blogger Templates - Powered by Sagusablog