Breaking News

Sabtu, 25 April 2015

Artikel : Mempersiapkan Unas Model Baru

Model-model unas


Ujian Nasional (Unas) tinggal beberapa minggu akan dilaksanakan oleh siswa-siswa SMA/SMK. Tepatnya tanggal 13-15 April 2015. Adakah perbedaan yang penting unas sekarang dengan tahun sebelumnya, setelah Prosedur Operasional Standar (POS) unas diluncurkan dan disosialisasikan keseluruh sekolah ?
Setelah mengetahui hasil dari POS unas tersebut, pastilah membuat siswa-siswa merasa senang (bila mereka membacanya). Hasil unas tahun ini bukan lagi sebagai penentu kelulusan. Siswa dinyatakan lulus apabila mereka mempunyai rata-rata nilai minimal 5,5 yang didapat dari  gabungan dari 70% nilai rata-rata ujian praktik ditambah ujian sekolah dan 30% nilai ujian nasional. Jadi mengetahui hal itu maka sebenarnya siswa SMA dan sederajat sebenarnya sudah bisa dianggap lulus karena mereka sudah mengantongi 70% nilai tersebut sebelum mereka melakukan ujian nasional.
Lalu untuk apa pemerintah tetap mengadakan unas? Sebenarnya hasil unas tetap penting bagi siswa dan bagi perguruan tinggi. Keberhasilan mereka di unas dengan mendapat nilai terbaik, akan dijadikan pertimbangan bagi perguruan tinggi negeri untuk menyeleksi siswa dalam Seleksi penerimaan mahasiswa baru melalui jalur undangan (SBMPTN).
Model baru unas juga direncanakan akan dilaksanakan dengan tanpa kertas (paperless). Model ini mengharuskan siswa mengerjakan dua jam soal unas setiap mata pelajaran hanya dengan mengklik jawaban yang dirasa benar di komputer. Setiap sesi ada 40 siswa mengerajakan soal unas dengan paket yang berbeda-beda. Setiap hari dapat dilaksanakan dalam 5-6 sesi. Berarti sehari dapat melayani kurang lebih 240 siswa per satu mata pelajaran.
Banyak untung atau ruginya kah melaksanakan unas CBT ini? Keuntungan yang didapat siswa sudah jelas. Mereka dapat mempersiapkan unas secara maksimal. Mereka hanya mengerjakan satu mapel setiap harinya. penghematan dana dari penggunaan kertas dan biaya kepengawasan merupakan keuntungan lain dari sistem CBT.
Sedang kerugiannya adalah sistem CBT ini menghabiskan dana yang banyak. Dana tersebut digunakan untuk membiayai sistem komputerisasi dan perangkatnya serta pengeluaran biaya listrik yang dipastikan juga menghabiskan biaya yang tinggi. Selain itu juga sistem ini membutuhkan waktu yang lama. Bila dalam satu sekolah terdapat 240 siswa maka setiap hari pengawas ujian harus mengawasi unas selama ± 12 jam. Jadi penyelenggaraan unas CBT membutuhkan waktu keseluruhan ±72 jam.


   
 
                                

                                                         Unas model lama                                                     

                                                                               Unas CBT


Mengamati kelebihan dan kekurangan penyelenggaraan unas CBT, maka saya harapkan program pemerintah ini dapat dijadikan pertimbangan untuk pelaksanaan unas terbaik di tahun mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed Template By Blogger Templates - Powered by Sagusablog