Breaking News

Rabu, 29 April 2015

Writing Through Picture : Narrative 1-5

Write a dialogue of narrative through these pictures!





TASK :

1.      Make a dialogue from the pictures
2.      Make a monologue from the pictures





Pustake : M. Purwanti, E.R PRasetyoningsih, ENGLISH FOR A BETTER LIFE XII,  Bandung: Pakar Raya


ORIENTATION
………………………………………………………………………
COMPLICATION
………………………………………………………………………
RESOLUTION
………………………………………………………………………
MORAL VALUE
………………………………………………………………………











 


Write a dialogue of narrative through these pictures!



KING MIDAS



TASK :

1.      Make a dialogue from the pictures
2.      Make a monologue from the pictures

Pustake : Wiannastiti Melania, R.B. Yani, Sri, Endang, ENGLISH FOR A BETTER LIFE XI, Bandung: Pakar Raya

ORIENTATION
………………………………………………………………………
COMPLICATION
………………………………………………………………………
RESOLUTION
………………………………………………………………………
MORAL VALUE
…………………………………………………………………………

















Write a dialogue of narrative through these pictures!




TASK :

1.      Make a dialogue from the pictures
2.      Make a monologue from the pictures



Pustake : Ng Foo Mun, Ng Lai Feong, CREATIVE ENGLISH, Jakarta : Erlangga


ORIENTATION
………………………………………………………………………
COMPLICATION
………………………………………………………………………
RESOLUTION
………………………………………………………………………
MORAL VALUE
………………………………………………………………………










Write a dialogue of narrative through these pictures!




THER FROG PRINCE


TASK :

1.      Make a dialogue from the pictures
2.      Make a monologue from the pictures




Pustake : Mirawati, Maria; Agustina Lenny, ENGLISH TODAY 3, Semarang: Quadra



ORIENTATION
………………………………………………………………………
COMPLICATION
………………………………………………………………………
RESOLUTION
………………………………………………………………………
MORAL VALUE
………………………………………………………………………














Write a dialogue of narrative through these pictures!




CINDERELLA


TASK :

1.      Make a dialogue from the pictures
2.      Make a monologue from the pictures



Pustake : Purnomo, Wahyu; Drs. Suyatno,, ACCESS ENGLISH COMPETENCE, Sidoarjo : Sansekerta Inti Media



ORIENTATION
………………………………………………………………………
COMPLICATION
………………………………………………………………………
RESOLUTION
………………………………………………………………………
MORAL VALUE
……………………………………………………………………





Read more ...

Sabtu, 25 April 2015

Artikel : Mempersiapkan Unas Model Baru

Model-model unas


Ujian Nasional (Unas) tinggal beberapa minggu akan dilaksanakan oleh siswa-siswa SMA/SMK. Tepatnya tanggal 13-15 April 2015. Adakah perbedaan yang penting unas sekarang dengan tahun sebelumnya, setelah Prosedur Operasional Standar (POS) unas diluncurkan dan disosialisasikan keseluruh sekolah ?
Setelah mengetahui hasil dari POS unas tersebut, pastilah membuat siswa-siswa merasa senang (bila mereka membacanya). Hasil unas tahun ini bukan lagi sebagai penentu kelulusan. Siswa dinyatakan lulus apabila mereka mempunyai rata-rata nilai minimal 5,5 yang didapat dari  gabungan dari 70% nilai rata-rata ujian praktik ditambah ujian sekolah dan 30% nilai ujian nasional. Jadi mengetahui hal itu maka sebenarnya siswa SMA dan sederajat sebenarnya sudah bisa dianggap lulus karena mereka sudah mengantongi 70% nilai tersebut sebelum mereka melakukan ujian nasional.
Lalu untuk apa pemerintah tetap mengadakan unas? Sebenarnya hasil unas tetap penting bagi siswa dan bagi perguruan tinggi. Keberhasilan mereka di unas dengan mendapat nilai terbaik, akan dijadikan pertimbangan bagi perguruan tinggi negeri untuk menyeleksi siswa dalam Seleksi penerimaan mahasiswa baru melalui jalur undangan (SBMPTN).
Model baru unas juga direncanakan akan dilaksanakan dengan tanpa kertas (paperless). Model ini mengharuskan siswa mengerjakan dua jam soal unas setiap mata pelajaran hanya dengan mengklik jawaban yang dirasa benar di komputer. Setiap sesi ada 40 siswa mengerajakan soal unas dengan paket yang berbeda-beda. Setiap hari dapat dilaksanakan dalam 5-6 sesi. Berarti sehari dapat melayani kurang lebih 240 siswa per satu mata pelajaran.
Banyak untung atau ruginya kah melaksanakan unas CBT ini? Keuntungan yang didapat siswa sudah jelas. Mereka dapat mempersiapkan unas secara maksimal. Mereka hanya mengerjakan satu mapel setiap harinya. penghematan dana dari penggunaan kertas dan biaya kepengawasan merupakan keuntungan lain dari sistem CBT.
Sedang kerugiannya adalah sistem CBT ini menghabiskan dana yang banyak. Dana tersebut digunakan untuk membiayai sistem komputerisasi dan perangkatnya serta pengeluaran biaya listrik yang dipastikan juga menghabiskan biaya yang tinggi. Selain itu juga sistem ini membutuhkan waktu yang lama. Bila dalam satu sekolah terdapat 240 siswa maka setiap hari pengawas ujian harus mengawasi unas selama ± 12 jam. Jadi penyelenggaraan unas CBT membutuhkan waktu keseluruhan ±72 jam.


   
 
                                

                                                         Unas model lama                                                     

                                                                               Unas CBT


Mengamati kelebihan dan kekurangan penyelenggaraan unas CBT, maka saya harapkan program pemerintah ini dapat dijadikan pertimbangan untuk pelaksanaan unas terbaik di tahun mendatang.
Read more ...

Artikel : Pendidikan dan Kurikulum Perubahannya

MEROMBAK PENDIDIKAN


Kurikulum adalah salah satu tonggak berdirinya pendidikan. Kurikulum yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional berguna untuk menyamaratakan tujuan, proses, dan hasil yang di capai di seluruh Indonesia. Kegiatan pembelajaran akan lebih terinci dan terprogram.
Menurut data pendidikan nasional, kurikulum yang dipakai di Indonesia sudah berganti kurang lebih 10 kali. Dahulu pernah ada Kurikulum 1947, Kurikulum 1952, Kurikulum 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975 dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), Kurikulum 1984 dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Kurikulum 1994 yang bersifat populis, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, dan Kurikulum 2013(Kugalas). Sekarang KTSP yang berlaku mulai tahun 2006 hingga sekarang dan Kugalas dicoba diterapkan pada dunia pendidikan formal mulai Juli 2013.
Pada akhirnya penyelenggaraan kedua kurikulum tersebut membingungkan para penyelenggara pendidikan, khususnya guru yang menjadi ujung tombak pendidikan. Apalagi ditambah sejak terjadi pergantian Menteri Pendidikan dari Muhammad Nuh (yang mengakhiri masa jabatannya sejak Oktober 2014) digantikan Anis Baswedan, kugalas dihentikan untuk direvisi (berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Kabinet Kerja). Tidak hanya sekolah yang bingung harus bagaimana, guru dan siswa pun demikian. Tapi banyak pula yang senang. Hal itu pernah saya tanyakan anak saya, Nabila Zalfadania,  yang juga kebetulan sedang duduk di bangku SMA jurusan IPA di salah satu SMA negeri di wilayah Surabaya selatan. “Saya senang sekali bila sekolahku dapat kembali pada kurikulum KTSP”. katanya menerangkan,  “Tugas dan tanggung jawabku akan tidak sebanyak pada kugalas. Ditambah lagi aku  juga akan mendapat jam pelajaran bahasa Inggris lebih banyak, 4 jam pelajaran, sehingga dapat mengasah kemampuan bahasa Ingrgisku lebih maksimal lagi”, tegasnya. Namun sayang sepengetahuanku sekolahnya termasuk salah satu sekolah kawasan. Sekolah kawasan di Surabaya adalah sekolah penyelenggara yang mendapat rujukan  untuk menggunakan kurikulum 2013.
KTSP dilaksanakan berdasarkan UU No 20 tahun 2003 dan PP No 19 tahun 2005, serta Permendiknas No 24 tahun 2006. Kelebihannya adalah 1) mendorong terwujudnya otonomi sekolah 2) memungkinkan menitik beratkan pada mata pelajaran tertentu sesuai kebutuhan siswa dan potensi daerah yang ada 3) mengurangi beban belajar siswa 4) berbasis kompetensi 5) peranan guru adalah pengajar, pendidik, pembimbing dan pelatih. Kemudian Muhammad Nuh mengubah KTSP dengan kurikulum 13 karena berkesimpulan adanya kelemahan yang dimiliki yaitu : 1) kurangnya SDM yang dimiliki 2) kurangnya sarana dan prasarana 3) masih banyak guru belum memahami betul tentang KTSP.
Lalu bagaimana dengan kugalas? Menurut Kompas.com (11/3/2013), kurikulum 2013 diklaim oleh Muhammad Nuh (Menteri Pendidikan kabinet SBY) memiliki tiga keunggulan yaitu 1) ditentukan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) kemudian baru ditentukan mata pelajaran yang dibutuhkan 2) kurikulum 2013 berbasis kreatifitas siswa; sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. 3) kurikulum didesain berkesinambungan dari SD, SMP hingga SMA.
Menurut Wuryadi, Dewan Pendidikan DIY (Kompas.com) kelemahan kugalas adalah 1) penekanan kurikulum pada orientasi pragmatis. Hal itu bertentangan dengan UU No 22 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2) pelaksanaan kurikulum 13 tidak didasarkan pada evaluasi 3) seolah pemerintah mengganggap semua guru mempunyai kemampuan dan kapasitas yang sama 4) guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam pengembangan kurikulum 5) tidak adanya orientasi yang seimbang antara proses pembelajaran dan hasil.
Lebih lanjut pelaksanaan kurikulum 2013 pernah saya tanyakan ke beberapa guru yang berperan langsung sebagai ujung tombak pelaksanaan. Mereka menyatakan beberapa keberatan yaitu : 1) belum adanya kesiapan. Sebelum penerapan kurikulum 2013 disekolahnya, mereka belum pernah dipanggil untuk mendapat pelatihan. 2) adanya ketimpangan dalam jumlah jam pelajaran. Beberapa mata pelajaran mempunyai jumlah jam berlebih sedang beberapa yang lain kekurangan jam. 3) jam pelajaran untuk siswa terlalu banyak sehingga waktu mereka dihabiskan untuk mengerjakan tugas dan belajar mata pelajaran tersebut. 4) guru mempunyai kebingungan tentang cara penilaian yang disamakan dengan cara di universitas, sehingga sulit mendeteksi siswa yang betul-betul pintar hanya dari nilai. Apalagi pendidikan formal tingkat SD hingga SMA adalah termasuk dalam wajib belajar 12 tahun.
Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya dan pergantian menteri pendidikannya, semua pihak; sekolah, guru, siswa, wali murid dan masyarakat hanya dapat berharap konflik tentang kurikulum yang terbaik tidak akan mengorbankan siswa sebagai objek pendidikan. Yang pasti kurikulum yang baik adalah kurikulum yang bisa mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa , menjawab tantangan di masa mendatang dan tidak membingungkan guru sebagai ujung tombak pendidikan. Hak dan kewajiban masing-masing dapat terpenuhi secara maksimal. (kd)






Read more ...

Artikel : Pendidikan Karakter

HAK ASASI MANUSIA dan KARAKTER BANGSA

Hak asasi manusia diperoleh semenjak manusia itu dilahirkan. Salah satunya adalah hak memperoleh pendidikan. Hak tersebut diperoleh semenjak di dalam kandungan sampai ajal menjemput kemudian.
Menurut Rene van de Carr dan Marc Lehrer, ketika seorang anak di dalam perut, ibu akan selalu menyayangi dan mengajarkan kita berbagai macam hal. Misalnya diperdengarkan bacaan alqur’an, lagu, dan tidak jarang diceritakan harapan dan doa mereka. Stimulus yang diberikan tersebut dipercaya dapat dirasakan dan didengar oleh si jabang bayi. Inilah pendidikan pertama yang dilalui manusia.
Keluarga adalah rumah pendidikan yang terbaik. Dengan kasih sayang orang tua, anak-anak akan dapat belajar berbagai hal, seperti sopan santun, cara beropini, berargumentasi dan lain sebagainya. Orang tua juga menanamkan pendidikan karakter bangsa.  Tujuannya untuk membentuk penyempurnaan diri anak dan melatih kemampuan demi hidup yang lebih baik. Pakar pendidikan, William Bennet mengatakan pembangunan karakter anak sangat ditentukan oleh pola asuh dalam keluarga. Keluarga yang kokoh akan dapat melahirkan generasi penerus yang berkualitas.
Ketika seorang anak tiba pada masa sekolah, maka pendidikan karakter juga diperkuat di sana. Guru bekerja sama dengan orang tua menanamkan pendidikan karakter tersebut untuk melengkapi kepribadian anak. Kepribadian yang baik diharapkan bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik demi menyongsong masa depan.
Anak yang berkepribadian berarti anak tersebut sudah berkarakter. Secara umum ada empat tipe kepribadian yaitu :
1.      Koleris adalah anak yang suka kemandirian, tegas, berapi-api, dan menyukai tantangan
2.      Sanguinis adalah anak yang suka berpikir praktis, selalu ceria dan happy, suka kejutan, dan berkegiatan sosial
3.      Plegmatis adalah anak suka bekerjasama, menghindari konflik, teman bicara yang enak, dan tidak suka perubahan
4.      Melankolis adalah anak yang suka hal detil, perfeksionis, dan suka menyimpan kemarahan
Sebagai aspek kepribadian, karakter merupakan cerminan dari kepribadian seseorang. Karakter mencakup mentalitas, sikap, dan perilaku. Pendidikan karakter juga merupakan pendidikan budi pekerti. Tata karma, sopan santun, dan adat istiadat adalah penekanan pembelajarannya.
Pembelajaran di sekolah juga tidak terlepas dari pendidikan karakter. Pendidikan nasional telah mencanangkan 18 pendidikan karakter yang diajarkan disekolah mulai tahun 2011 yaitu :
1.      Religius          
Perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama, bertoleransi dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain
2.      Jujur
Perilaku yang menjadikan diri kita dapat dipercaya oleh orang lain dalam hal perkataan, tindakan dan perbuatan.
3.      Toleransi
Sikap menghargai perbedaan agama, suku, pendapat dan tindakan
4.      Disiplin
Sikap mematuhi peraturan dan ketentuan
5.      Kerja keras
Perilaku suka melakukan sesuatu secara maksimal
6.      Kreatif
Perilaku berpikir aktif untuk menghasilkan sautu cara atau hasil
7.      Mandiri
Sikap tidak suka bergantung kepada orang lain.
8.      Demokratis
Perilaku berpikir dan bertindak menilai hak dan kewajiban diri dan orang lain
9.      Rasa ingin tahu
Sikap berupaya memperdalam dan memperluas sesuatu yang dipelajari, dilihar, dan didengar.
10.  Semangat kebangsaan
Cara berpikir dan bertindak yang menempatkan kepentingan bangsa diatas kepentingan pribadi dan golongan.
11.  Cinta tanah air
Cara berpikir yang mengutamakan kecintaan pada negara dan bangsa
12.  Menghargai prestasi
Sikap mendorong diri sendiri untuk menghasilkan sesuatu dan mengakui serta menghargai keberhasilan orang lain
13.  Komunikatif
Sikap mendorong dirinya agar dapat berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain
14.  Cinta damai
Sikap mendorong dirinya untuk lebih menyukai kedamaian daripada pertentangan dan pertengkaran
15.  Gemar membaca
Sikap dan tindakan mendorong dirinya untuk suka membaca
16.  Peduli lingkungan
Sikap agar tidak merusak lingkungan alam di sekitarnya
17.  Peduli sosial
Sikap agar mau member bantuan kepada orang lain yang membutuhkan
18.  Tanggung jawab
Sikap dan perilaku untuk melaksanakan tugas dan kewajiban dengan sebaik-baiknya

Pendidikan karakter yang didengungkan disekolah terutama diutamakan pada kedisiplinan. Disiplin adalah langkah awal dan motor penggerak bagi keberhasil pembentukan mental dan jiwa anak didik. Keberhasilan nilai yang dicapai setiap anak didik dikarenakan disiplin belajar yang ditanamkannya dengan membaca banyak buku. Keberhasilan dalam berkomunikasi dikarenakan disiplin berkegiatan sosial, sehingga mendapatkan banyak teman. Keberhasilan masa depannya dikarenakan sifat mandiri dan kerja keras yang ditanamkan, sehingga cita-cita dapat tercapai. Jadi ayo tanamkan disiplin dalam diri dan jiwa kita sejak dini.




Pustaka:
Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa, oleh Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, 2010 diunduh tanggal 25 April 2015



Read more ...
Designed Template By Blogger Templates - Powered by Sagusablog