Belajarlah
Kepada Junior
Feature
:
Kesi Damayanti
Guru SMA Negeri
1 Menganti Gresik
Pagi itu kami
sekeluarga meluncur ke arah jantung kota Jakarta. Monas adalah tujuan kami yang
pertama. Monumen Nasional terletak di Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. itu adalah monumen peringatan perjuangan
rakyat Indonesia melawan penjajah. Dengan ketinggian 132 meter, puncaknya yang
berbentuk api dilapisi dengan emas.
Sepanjang perjalanan
keindahan kota dan gedung-gedung tingginya memberikan rasa takjub di hati. Tak
berapa lama sesampai kami di Monas, hujan deras mengguyur kota. Deras dan lama.
Rusaklah acara yang telah kami susun. Kami hanya bisa terdiam di tempat kami
berada . Banjir menggenangi kota sampai selutut orang dewasa. Kamipun gelisah
dibuatnya.
Walaupun Jakarta
ibukota Negara Indonesia dan sekaligus kota metropolitan, tetapi sering
kudengar di televisi berita tentang bencana yang sering melandanya. Banjir,
polusi, dan macet menjadi santapan sehari-hari warga Jakarta. Sungguh ironi
mengetahuinya. Keadaan kota seakan berbanding terbalik dengan kemegahan dan
kesohorannya.
Sebaiknya gubernur
Jakarta sekarang, Ahok, sudi berkunjung ke Surabaya dan belajar tata kota
kepada walikota Surabaya, Tri Risma Harini. Ibu walikota tersebut pasti dengan
tangan terbuka mengajarkan bagaimana beliau menggali tanah dalam-dalam dan
menempatan beton-beton raksasa di bawahnya. Tips jitu tersebut sedang
dikerjakan oleh beliau sekarang ini.
Seperti diketahui
banyak daerah di Surabaya di tanam beton-beton sebagai pengganti gorong-gorong
dan selokan kecil. Pelebaran jalan dengan melewati atas beton-beton yang telah menamcap di perut bumi tersebut. Dampak
lingkungan juga tidak luput dari perhatiannya. Sampah-sampah penyumbat diangkut
jauh dari pemukiman dan direcycle. Perlahan tapi pasti kota Surabaya bakal
terbebas dari masalah lingkungan tersebut. Mungkinkah kota besar berjuluk
Jakarta belajar kepada juniornya Surabaya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar