Stasiunku, Keadaanmu Kini!
Lha itu kereta apinya!
Begitulah kata anakku ketika melihat kereta api lewat. Kereta tersebut tidaklah
berhenti di sana. Memang itu adalah kereta besar yang hanya berhenti di
stasiun-stasiun besar. Sedangkan stasiun Buduran adalah salah satu stasiun
kecil yang ada di wilayah Sidoarjo dan hanya Kereta Roda Diesel (KRD) saja yang
berhenti di sana.
Siang itu kami berjalan
ke sana sambil menunggu mobil kami selesai di perbaiki. Kami ingin melihat dari
dekat suasana di stasiun itu. Lagipula di sana juga sepi dan hawanya dingin.
Angin sepoi-sepoi berhembus di antara bangunan panjang stasiun. Namun hanya ada
secuil manusia saja yang berada di dalam kantor stasiun, selebihnya penjaga
palang pintu. Dia berada 100 meter dari kantor tersebut. Juga beberapa orang
berlalu lalang lewat di depan stasiun mencari jalan terdekat ke rumahnya.
Stasiun tersebut
kondisinya sangat memprihatinkan. Kami miris melihatnya. Secara keseluruhan
kondisinya tergolong bagus. Bangunan yang berdiri di belakang deretan pertokoan
dan di antara penjual bunga dan jembatan layang Sidoarjo itu cukup bagus dengan
warna abu-abu putih di dindingnya. Namun lantai keramik dengan warna senada
terlihat seperti biduran (nama penyakit). Beberapa bagiannya kehilangan keramik
yang menempel rapat di dasarnya. Papan pengumuman pun hanya tampak tiga baris
tulisan kedatangan dan keberangkatan kereta. Namun telepon umum koin yang ada
di sana masih berfungsi dengan apik dan suara laju kereta yang mempertontonkan
kehidupan masih ada di sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar