Breaking News

Minggu, 24 Mei 2015

Artikel Pendidikan : Pendidikan Keluarga

PENDIDIKAN KELUARGA

Kini aku telah menjadi dewasa, bahkan telah menjadi orang tua. Tetapi perjuangan orang tuaku dulu dalam mendidik aku sampai dewasa dengan penuh cinta dan kasih sayang  dapat aku tiru, aku guakan sebagai suri tauladanku dalam mendidik anak-anakku sampai mereka dewasa nanti. Tentu  saja pengajaran yang aku berikan tidak sama persis seperti yang diajarkan orang tuaku dulu. Kesemunya harus disesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan anak. Zaman sekarang adalah zaman kemajuan teknologi. Segala sesuatu dihubungkan dengan teknologi yang super canggih, misalnya perkembangan teknologi informasi dan peralatan teknologi. Kehidupan tidak hanya diperoleh di dunia nyata saja tetapi juga di dunia maya dengan menggunakan internet dan dapat bersosialisasi dan berteman dengan orang yang sangat jauh jaraknya dengan sangat cepat.
Aku yang dulu diajarkan orang tua dengan penuh kesederhanaan. Dengan orang tuaku yang seorang brigadir polisi bergaji kecil dengan tanggungan seorang istri dan tiga orang anak. Hal itu tak masalah karena zaman dulu, memang segala kerja masih menggunakan kekuatan otot manusia dan nilai nominal uang tidaklah terlalu tinggi, ditambah harga barang-barang kebutuhan (pangan, sandang dan papan) tidaklah terlalu wah seperti sekarang ini. Ilmu pengetahuan bisa didapat dari membaca buku, mendengarkan radio maupun menonton satu channel televisi, TVRI yang dipunyai oleh Indonesia waktu itu. Harga barang-barang juga murah. Bepergian seringnya menggunakan fasilitas umum. Bahkan tuntutan hidup dan persaingan tidaklah sekeras sekarang ini. Karena hal ini kita semua merasakan bumi kita tidak terlalu panas karena manusia yang menempati di atasnya tidak serakah dengan merusak bumi.
Sekarang tibalah aku menjadi orang tua. Setelah melahirkan kedua anakku, aku percaya dan berupaya mengemban amanah yang telah dipercayakan Allah Swt kepadaku untuk menggambar, mewarnai kehidupan anakku dengan hal-hal baik serta menuntun mereka menjadi dan berusaha lebih baik dari pada orang tuanya. Tentu saja aku mendapat bantuan dan dukungan penuh dari suamiku. Tidak hanya dukungan moril tetapi juga materiil. Tentu saja. Tanpa kerja sama yang baik antara aku dan suamiku kebahagian melihat keberhasilan membesarkan, mendidik dan menuntun anak akan mengalami ketimpangan. Aku yakin semua orang tua di muka bumi ini percaya akan hal itu.
Membesarkan anak, aku rasa tidak terlalu sulit. Dengan pemberian kasih sayang, cinta dan makanan yang bergizi maka bayi kita akan cepat menjadi besar. Menjadi seorang anak. Terlebih kita ketahui di perkotaan (kota kita) rasa aman, dan kebahagiaan dengan banyak ragam fasilitas ( seperti kendaraan, gajet, uang saku, dan kemewahan yang lain) juga dapat diberikan oleh banyak orang tua. Walaupun di beberapa tempat ada anak yang tidak dapat menikmati hal itu semua. Tentu hal itu akan memunculkan empati pada kita semua bagaimana cara menolong mereka sehingga paling tidak mereka juga bisa merasakan hal yang sama dengan kita.
Bagaimana dengan pendidikan? Apakah mereka semua juga bisa memberikan pendidikan yang paling tinggi? Memang ada beberapa keluarga bisa memberikan hal itu, sampai Sarjana Strata 1 bahkan Strata 2 ataupun Strata 3. Tapi beberapa anak yang lain tidak beruntung. Karena kondisi ekonomi orang tuanya yang tidak mampu mereka tidak dapat memperoleh pendidikan seperti apa yang diwajibkan oleh pemerintah dalam program “wajib belajar 12 tahun”. Banyak kita temui anak putus sekolah karena orang tua tidak mampu. Yang lebih menyayat lagi adalah adapun pemerintah telah meluncurkan program beasiswa untuk anak-anak kurang mampu tetapi mereka tidak bisa menikmati hal itu. Belum lagi karena pengaruh dari luar, kurang pemahaman dan tanggung jawab dan kemalasan mereka memilih tidak melanjutkan pendidikan. Sangat disayangkan memang. Aku rasa memang harus ada kolaborasi antara orang tua, lingkungan sekitar dan sekolah serta pemerintah dalam mensukseskan program pemerintah ini. Sedang anakku sendiri, Alhamdulilah, mereka akan segera menyelesaikan wajib belajar 12 tahun.
Masalah yang terakhir muncul adalah cara mendapatkan pekerjaan. Dengan jumlah lapangan kerja yang tidak terlalu banyak mereka harus berusaha keras untuk bisa mendapatkannya. Tentu saja itu semua tidak terlepas dari kualifikasi yang dimiliki oleh setiap anak. Tidak hanya kepandaian, namun juga ketrampilan dan tingkah laku yang baik serta kepandaian bersosialisasi yang harus mereka punya. Kepandaian dan ketrampilan dapat dipelajari disekolah, tetapi tingkah laku dan kepandaian bersosialisasi anak akan meniru orang tuanya.
Jadi jelaslah sudah bahwa kepandaian dan ketrampilan tidak dapat dipelajari secara otodidak, tetapi memerlukan proses yang kelak di kemudian hari akan menimbulkan kebiasaan. Dengan tidak terpengaruh lingkungan yang buruk maka kebiasaan yang dibawa dan telah dipelajari mulai kecil dapat dipertahankan dan dapat mendukung kepandaian bersosialisasi ketika mereka dewasa nanti. Tentu saja ditambah banyak berdoa kepada Allah SWT, memohon kelancaran dan keridhoan-Nya agar selalu memberikan apa yang kita inginkan. Amiin.

Keberhasilan pendidikan keluarga merupakan kunci pokok memperoleh kebahagian dan keberhasilan hidup di masa yang akan datang. (kd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed Template By Blogger Templates - Powered by Sagusablog